Friday, 5 February 2016

Media Sosial (Etika dalam penggunaan dan pengaruh terhadap perilaku budaya)



BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang sangat pesat terhadap Media Sosial akhir-akhir ini dapat menjadi topik hangat untuk dibahas karena banyak orang yang memakai Media Sosial namun mereka kurang memahami Media Sosial itu sendiri. Maka dari itu kami akan menjelaskan pengertian media sosial, klasifikasi media sosial, ciri-ciri media sosial, perkembangan media sosial, pertumbuhan media sosial, pengaruh media sosial terhadap perilaku budaya dan etika dalam menggunakan media sosial. Adapun manfaat dari penulisan ini agar para pembaca dan pengguna Media Sosial dapat memahami tentang Media Sosial itu sendiri sehingga mereka dapat menggunakan Media Sosial secara bijaksana.


1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan topik tentang Media Sosial, rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian media sosial?
2.      Apa saja klasifikasi media sosial?
3.      Apakah ciri-ciri media sosial?
4.      Bagaimana perkembangan media sosial?
5.      Bagaimana pertumbuhan media sosial?
6.      Bagaimana pengaruh media sosial terhadap perilaku budaya?
7.      Bagaimana etika dalam menggunakan media sosial?


1.3  Tujuan Penulisan

Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan tentang Media Sosial adalah :
1.      Ingin menjelaskan pengertian media sosial.
2.      Ingin menjabarkan klasifikasi media sosial.
3.      Ingin menjabarkan ciri-ciri media sosial.
4.      Ingin menjelaskan perkembangan media sosial.
5.      Ingin menjelaskan pertumbuhan media sosial.
6.      Ingin menjelaskanpengaruh media sosial terhadap perilaku budaya.
7.      Ingin menjelaskanetika dalam menggunakan media sosial.








BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Media Sosial

          Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.


2.2 Klasifikasi Media Sosial

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial.
Menurut Kaplan dan Haenlein (menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis Media Sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010) ada enam jenis Media Sosial :
2.2.1Proyeksi Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di website ini. Contohnya Wikipedia.
2.2.2 Blog dan microblog
User  lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya twitter.
2.2.3 Konten
Para user dari pengguna website ini saling membagi konten-konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain. Contohnya YouTube.
2.2.4 Situs jejaring sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contohnya facebook.
2.2.5 Virtual game world
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana userbisa muncul dalam bentuk avatar–avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnyagame online.


2.2.6 Virtual social world
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, Contohnya second life.


2.3 Ciri-ciri Media Sosial

Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.            Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai
banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.
2.      Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.
3.      Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.
4.      Penerimaan pesan yang menentukan waktu interaksi.


2.4 Perkembangan Media Sosial

1.      1978 Awal dari penemuan sistem papan buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik , ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan salurantelepon yang terhubung dengan modem.

2.      1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.

3.      1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di bandingClassmates.com

4.      1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dariBlogger ini bisa memuat hal tentang apapun. Termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media Sosial.

5.      2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan keberadaan sebuah Media Sosial menjadi fenomenal.

6.      2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.

7.      2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user friendly.


8.      2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini,
merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.

9.      2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.

10.  2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.

11.  2010 Lahirnya Path, situs jejaring social pribadi untuk berkirim pesan serta berbagi momen tentang musik, video, foto dan lain-lain.

12.  2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.

13.  2012 Lahirnya Ketiker, situs web yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk megirim dan membaca pesan yang disebut post.


2.5 Pertumbuhan Media Sosial

          Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
          Media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.
          Perkembangan dari media sosial ini sungguh pesat, ini bisa di lihat dari banyaknya jumlah pengguna yang di miliki masing - masing situs jejaring sosial ini, berikut grafik jumlah pengguna dari masing - masing situs menurut data yang dilangsir dari statista pada Kami, 29 Januari 2015.
                 Facebook menurut data yang dipublikasikan statista pada Januari 2015 merupakan situs     
       media sosial terpopuler dengan jumlah pengguna terbanyak didunia. Applikasi chating whatsapp
      di peringkat ke-4 dengan 600 juta pengguna, instagram dengan 300 juta pengguna di peringkat ke
      -9 dan disusul situs microblogging twitter di pertingkat ke- 10 dengan jumlah pengguna
      mencapai 284 juta. 

2.6 Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Budaya

Perkembangan Media Sosial secara langsung berdampak terhadap tatanan dan perilaku dari manusia, baik sebagai sarana informasi maupun sebagai sarana sosialisasi dan interaksi antar manusia.
          Sarana informasi untuk berinteraksi tersebut saat ini cukup banyak diminati dan digunakan oleh masyarakat dunia khususnya di Indonesia. Sarana teknologi informasi ini bisa digunakan dan dapat di akses oleh seluruh masyarakat dengan tidak membeda-bedakan kelas, ras, agama, dan antar golongan.
Penggunaan Media Sosial bisa menjadi nilai yang positif jika para penggunanya menggunakan sarana tersebut untuk hal-hal yang bersifat positif misalnya untuk menambah ilmu pengetahuan, untuk sarana komunikasi dan promosi, untuk sarana mengeksploitasi kemampuan diri, dan juga sebagai sarana untuk membangun silaturahmi antar sesama pengguna. Tetapi jika penggunaan Media Sosial ini digunakan untuk hal yang negative dan tidak produktif akan berdampak kurang baik terhadap tatanan kepribadian pengguna maupun kepada tatanan budaya dasar masyarakat dan lingkungan .
          Dalam penggunaan Media Sosial, dampak negative harus dapat kita hindari dan dampak positif yang harus diberdayakan. Mau tidak mau atau suka tidak suka, teknologi informasi Media Sosial ini sudah hadir dan ada di tengah-tengah masyarakat pengguna, hanya saja bagaimana kita bisa menyiasati dan memanfaatkan untuk kebaikan pengguna dalam memaanfaatkan teknologi informasi Media Sosial ini.
          Dengan demikian keberadaan teknologi informasi Media Sosial ini secara langsung maupun tidak langsung sudah bisa merubah tatanan perilaku budaya, baik perilaku budaya pribadi maupun perilaku budaya masyarakat sekitar. Tetapi yang kita harapkan jangan sampai pengaruh teknologi informasi Media Sosial ini berpengaruh secara fundamental terhadap perilaku budaya masyarakat yang mana Indonesia dikenal dengan budaya adat ketimuran yang menjunjung nilai-nilai sopan santun dan saling menghormati serta perpedoman pada kaidah-kaidah keagamaan.

2.6.1 Media Sosial Dikalangan Perilaku Masyarakat.

          Perkembangan Media Sosial cukup pesat sekali terbukti dengan banyaknya ragam dan jenis Media Sosial di kalangan pengguna, dan penggunaannya pun bisa dengan menggunakan jasa komputer, handphone, laptop, dll. Alat-alat komunikasi tersebut bisa digunakan oleh pengguna dimana saja dan kapan saja tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga memudahkan pengguna berinteraksi di Media Sosial. Terlepas dari itu semua yang harus diingat adalah dampak positif dan negatifnya dalam penggunaan media sosial tersebut terutama dampaknya terhadap perilaku masyarakat. Berikut analisa dampak positif dan negatif dari penggunaan sarana media sosial :

2.6.1.1Dampak Positif Media Sosial

1. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs Media Sosial ini anak menjadi lebih mudah   berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
2. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
3. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat,  perhatian  dan  empati.  Misalnya  memberikan  perhatian  saat  ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
4.Menjalin silaturahmi terhadap teman-teman lama yang terputus komunikasi sebagai akibat dari perbedaan jarak dan waktu, sehingga silaturahmi yang terputus bisa terjalin kembali dengan baik.
5.Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan penggunakan teknologi dengan jejaring sosial, secara langsung kita dapat menguasai penggunaan teknologi tersebut dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan membaca dan membuka link-link yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
6.Media Sosial bisa digunakan untuk usaha atau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan bagi pengguna, misalnya menawarkan produk atau jasa yang kita jual melalui sosial media.

2.6.1.2 Dampak Negatif Media Sosial

1.    Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata, tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu, jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya.
2. Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitarmereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.
4. Situsjejaring social adalah lahan yang subur bagi predator untuk melakukan kejahatan, kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru kita kenal di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.
5. Banyaknya situs-situs porno yang bisa dengan mudah diakses oleh pengguna, hal ini bisa mempengaruhi terhadap perilaku pengguna atau masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Menteri komunikasi dan informasi (Meninfokom) harus berbuat tegas dan massif untuk memblokir semua situs-situs porno yang beredar diinternet atau media sosial.

    Bagi masyarakat modern yang kini sudah sangat akrab dengan internet, jejaringsosial, tentu bukan hal yang asing lagi. Ada banyak jenis jejaring sosial yang digunakan masyarakat, terutama anak muda untuk menjalin pertemanan atau fungsi lainnya.
Meski awalnya jejaring sosial tidak dimaksudkan untuk digunakan sangat sering, namun faktanya saat ini jejaring sosial hampir menguasai hidup penggunanya, terutama anak muda.

2.6.1.3 Tujuh Fakta Menarik Tentang Depresi Akibat Sosial Media

          Media Sosial tak hanya memberikan manfaat melainkan juga bisa memberikan dampak buruk untuk penggunanya, salah satunya adalah depresi. Berikut adalah 7 (Tujuh) Fakta Menarik Tentang Depresi Akibat Sosial Media :

1. Jejaring Sosial Memicu Emosi Berlebihan
Menggunakan jejaring sosial bisa memicu banyak emosi pada penggunanya. Meski jejaring sosial hanya sebatas aktivitas maya, namun dampaknya tentu sangat nyata terhadap emosi penggunanya. Jika emosi yang terus didapatkan oleh pengguna adalah emosi negatif, maka ke depannya akan memicu depresi.
Tak jarang juga jejaring sosial menyebabkan pertengkaran antar pasangan atau teman baik. Dampak jejaring sosial yang begitu besar terhadap pengguna yang sudah terlanjur kecanduan bisa sangat serius hingga mempengaruhi emosi mereka dan bisa menyebabkan depresi.

2. Depresi Akibat Rasa Iri
Depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial biasanya timbul akibat rasa iri terhadap teman-teman. Rasa iri tersebut karena jejaring sosial bisa membuat seseorang membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan sangat mudah.
Tanpa sadar seseorang menganggap apa yang ditampakkan oleh jejaring sosial merupakan gambaran dari kehidupan mereka secara keseluruhan.Hal ini sangat salah, karena tentunya setiap orang  di jejaring  sosial akan berbagi  momen terbaik  mereka di kehidupan nyata, begitu juga seperti yang anda lakukan.
Karena itu, ada banyak hal dalam kehidupan mereka yang tersembunyi. Sayangnya citra tersebut bisa membuat seseorang membanding-bandingkan kehidupannya satu sama lain yang nantinya bisa berujung pada depresi.

3. Masalah Kelainan Mental
Sebenarnya depresi akibat jejaring sosial adalah masalah kesehatan mental yang serius. Namun sayangnya hingga saat ini depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial belum diakui sebagai masalah atau kelainan mental. Meski depresi akibat jejaring sosial belum diakui dan dicatat sebagai salah satu masalah kelainan mental, namun depresi ini sangat nyata dan bisa terjadi pada siapa saja, terutama generasi muda saat ini yang sangat akrab dengan penggunaan jejaring sosial.

4. Lebih Berbahaya Pada Remaja
Penelitian mengungkap bahwa dampak jejaring sosial dan internet berbeda-beda pada pria, wanita, orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh kecenderungan seseorang untuk mengalami depresi, sehingga bisa jadi sangat bervariasi pada setiap orang. Namun penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja lebih mudah terserang depresi akibat jejaring sosial dan internet dibandingkan dengan wanita dewasa dan pria. Sementara wanita lebih mudah terkena depresi ini dibandingkan pria. Meski begitu, tidak dijelaskan apa yang membuat golongan usia tertentu seperti remaja lebih berisiko terkena depresi dibandingkan dengan orang dewasa.

5.Bergantung Penggunaan
Depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial dipengaruhi oleh penggunaan jejaring sosial itu sendiri. Cara seseorang memperlakukan jejaring sosial sebagai bagian dari hidupnya mempengaruhi apakah dia akan mudah mengalami depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial. Misalkan jika Anda menggunakan jejaring sosial hanya untuk berkomunikasi dengan teman, atau untuk memantau kehidupan seseorang, atau untuk bersenang-senang saja. Semakin serius seseorang memperlakukan jejaring sosial, maka semakin serius juga dampaknya terhadap emosi orang tersebut. Menganggap jejaring sosial sebagai hal yang terlalu penting bisa membuat seseorang rentan terkena depresi akibat jejaring sosial.

6. Depresi Disebabkan Kepura-Puraan
Alasan lain mengapa jejaring sosial bisa menyebabkan depresi adalah karena banyak orang yang hanya pura-pura bahagia ketika menciptakan identitas dan citra diri mereka di dunia maya. Sangat jarang orang yang benar-benar menunjukkan hidup mereka apa adanya di jejaring sosial. Hal semacam ini juga bisa menyebabkan depresi terhadap orang lain karena menganggap kehidupannya tak sebaik Anda. Tanpa sadar, kepura-puraan yang ada di jejaring sosial menyebabkan banyak orang menjadi depresi karena saling membandingkan kehidupan satu sama lain.
7. Jangan Bandingkan Diri Dengan Orang Lain
Salah satu hal yang disarankan oleh para ahli adalah penggunaan jejaring sosial secara wajar. Jangan menjadikan jejaring sosial sebagai hidup Anda, karena kehidupan Anda sesungguhnya bukan di dunia maya dan tidak tercermin dari apa yang Anda perlihatkan di jejaring sosial.
Selain itu, para ahli juga menyarankan untuk tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain karena inilah pemicu depresi yang paling besar. Komunikasi secara langsung lebih penting daripada hanya mengandalkan jejaring sosial. Jangan jadikan komunikasi lewat jejaring sosial sebagai kebutuhan pribadi Anda.
Bagi para pengguna jejaring sosial, depresi akibat jejaring sosial tampaknya hal yang remeh. Namun Anda tak pernah tahu kapan depresi tersebut bisa benar-benar mempengaruhi kesehatan mental dan bahkan memicu banyak orang untuk melakukan tindakan fatal hanya karena dampak dari jejaring social.

2.6.1.4 Tiga Gangguan Psikologis Akibat Penggunaan Media Sosial

          Media sosial tak ubahnya buku harian bagi seseorang. Seruan kegembiraan, keluhan, hingga kegalauan bermuara di sana. Antara pencitraan atau kejujuran, tidak ada yang tahu, kecuali sang pengguna sendiri. Selain merasa lebih lega, bermain media sosial memang dapat memperbaiki silaturahim dengan teman lama dan mendatangkan teman baru. Namun, manfaat positif ini bisa tergantikan dengan efek negatif akibat penggunaan yang berlebihan.
          Ada dua sisi yang harus disikapi dengan bijak. Ketidakmampuan mengontrol diri bisa saja mengakibatkan Anda mengalami gangguan psikologis akibat teknologi. Dari sekian banyak, kenalilah 3 (tiga) jenis gangguan berikut ini agar dapat lebih waspada dan bersikap lebih bijak, yaitu sebagai berikut :

1. Social (Media) Anxiety Disorder
Pernahkah ketika Anda asyik mengobrol dengan beberapa teman, masih bisa sigap memperhatikan nyala atau bunyi notifikasi dari ponsel? Perhatian bisa seketika teralihkan karena seseorang telah mengomentari status Facebook terbaru atau "menyambar" tweet Anda. Apabila perilaku-perilaku seperti itu melekat dalam diri, bisa jadi Anda berpotensi untuk mengidap social (media) anxiety disorder (SAD). Gangguan ini dapat dipahami sebagai ketakutan atau kecemasan dalam berkomunikasi di media sosial.

Seseorang merasa takut atas penghakiman buruk dari kerabat yang berada di jejaring sosial. Kecemasan terlihat ketika seseorang takut dicap sebagai orang yang sombong ketika memberikan respons yang lambat. Bahkan.seseorang bisa merasa tertekan jika kerabat dekatnya meng-unfollow atau mem-block akunnya tiba-tiba. SAD juga bisa berpeluang untuk masuk dalam kategori penyakit klinis.

2. OCD dan "social phobia"
Penggunaan teknologi memicu hadirnya kedua gangguan ini. Salah satu gejala seseorang mengalami obsessive-compulsive disorder (OCD). ia tidak dapat meninggalkan ponselnya sedetik pun ketika sedang menjalani aktivitas lain. Sementara itu, social phobia menunjukkan gejala adanya rasa sakit hati ketika seseorang mendapat komentar atau balasan pesan negatif dari orang lain di dunia maya. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat memberikan pengaruh buruk dalam interaksi sosial di dunia nyata.



3. FOMO, Fear of missing out (FOMO)
FOMO dimaknai sebagai perasaan tidak nyaman karena ada sesuatu yang terlewatkan mengenai aktivitas orang lain. Hal ini mengakibatkan seseorang cenderung untuk terus mencari tahu apa yang dialami orang lain, apalagi pengalaman tersebut belum pernah dirasakan sendiri.

Kini, seseorang mudah tergoda untuk selalu mengakses jejaring sosial dan memantau akun lain secara konstan. Kehidupan orang lain seolah-olah terlihat lebih indah dan menarik, sayang jika terlewatkan. Gejala-gejala sepele yang kerap terlihat, sejumlah orang tanpa sadar 'mewajibkan' diri memantau dini masa sebelum dan sesudah tidur meski hanya sekadar menyimak perbincangan antar akun.


2.7 Etika Dalam Menggunakan Media Sosial

          Dalam menggunakan jejaring sosial, kita diberi kebebasan berbagi informasi atau berkomunikasi dengan siapa saja. Kebebasan ini bukan berarti tidak ada etika yang membatasi mana yang boleh atau mana yang tidak boleh. Ada baiknya kita mengenal bagaimana etika yang harus diperhatikan dalam menggunakan jejaring sosial. Hal ini dilakukan agar membuat pengguna merasa nyaman dan mengurangi tindak kejahatan.

Berikut ini adalah beberapa hal penting etika dalam menggunakan jejaring sosial.
1.     Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun jejaring sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita berinteraksi.

2.     Hindari Penyebaran SARA dan Pornografi
Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut.

3.     Kroscek Kebenaran Berita
Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di jejaring sosial. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-berita yang direkayasa. Oleh karena itu pengguna jejaring sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan kroscek akan kebenaran informasi terlebih dahulu.

4.     Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk penghargaan untuk hasil karya seseorang. tidak serta merta mengcopy paste tanpa memberikan sumber informasi tersebut.



5.     Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi Anda
Dalam menggunakan jejaring sosial ada baiknya kita sebagai pengguna harus bijak dalam menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Jangan terlalu mengumbar hal-hal pribadi di jejaring sosial, apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat pribadi. Semisal mengenenai keuangan, hubungan percintaan, tentang kehidupan keluarga, tentang kejengkelan dengan seseorang, nomor telepon alamat rumah atau keberadaan anda. Hal ini dapat mengganggu kontak lain dalam daftar anda dan bisa menjadi informasi bagi mereka yang ingin berniat jahat kepada kita.




BAB III
                                         PENUTUP



3.1 Kesimpulan

          Media Sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Terciptanya media sosial ini yaitu karena perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Dengan Media Sosial kita bisa memanfaatkannya untuk mempromosikan atau memperkenalkan usaha atau bisnis kita atau bisa menyampaikan pemikiran-pemikiran dan ide-ide sesorang yang kemudia bisa dibaca oleh orang lain dalam rangka menambah wawasan dan menambah khasanah keilmuan. Namun ada banyak juga sisi negative dari penggunaan media sosial, pengguna bisa dengan mudah sekali terpengaruh, karena di media sosial semua informasi yang masuk baik informasi positif dan negative bisa di akses semuanya oleh pengguna. Oleh karena itu kepada pengguna untuk bisa lebih memfilter atau menyaring semua informasi yang masuk  dilihat di media sosial, dan tidak menerima secara mentah-mentah semua informasi yang masuk. Hal ini perlu pengawalan yang khusus dari para orang tua jika pengguna media sosial tersebut masih dibawah umur, anak-anak, dan belum dewasa.


3.2 Saran

Disarankan kepada pemerintah, khususnya kepada Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia untuk bisa menjaga dan memonitor terhadap perkembangan Media Sosial di  Indonesia dan menutup media sosial-media sosial yang memunculkan berita atau gambar yang negative dan wajib untuk di blokir, serta bagi pengguna media sosial, pergunakanlah Media Sosial sebaik mungkin dalam berbagi informasi, maupun berkomunikasi sesuai etika yang berlaku.

5 komentar:

Unknown said...

daftar pustakanya mana kak

Umar ncexs said...

Keren tapi kayaknya copas ya

JeinPria said...

kunjungi blog saya

ELSO'S BLOG said...

Mohon maaf sebelumnya Umar ncexs, benar kak memang ada beberapa yang saya copas dan ada beberapa yang saya tambah untuk lebih melengkapi.

Miliana said...

mantap kak infonya

markaindo

Post a Comment

 
;
menu autocaristes pas cher | free wordpress themes download | WordPress tutoriels