MITIGASI
BENCANA
“BENCANA
ALAM”
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bencana alam apapun bentuknya memang
tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak
jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung
bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti,
meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan
bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus
dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami
dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang
dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Masalah – masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut :
- Apa devinis bencana alam itu ?
- Apa saja klasifikasi bencana alam itu ?
- Apa saja macam – macam bencana alam di sekitar kita
kita dan cara mengatasinya ?
- Apa saja dampak yang terjadi akibat bencana alam itu ?
1.3 TUJUAN
- Menjelaskan devinisi bencana alam.
- Menjelaskan klasifikasi benacana alama.
- Menjelaskan macam – macam bencana alam di sekitar kita
kita dan cara mengatasinya.
- Menjelaskan dampak yang terjadi akibat bencana alam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Bencana
alam adalah suatu
peristiwa alam yang
mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas,
hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar
dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak
secara alami. Contohnya adalah kelaparan,
yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan
alam. Dua jenis bencana alam yang diakibatkan dari luar angkasa
jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari.
2.2 KLASIFIKASI BENCANA
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang
berasal dari dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam
geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor
angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir
bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan
oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya
adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi
geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar
angkasa, contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit
mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi
penduduk bumi.
2.3 MACAM-MACAM BENCANA ALAM
1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang
tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai
sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang
ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber
air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu
banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a. Banjir Sungai : Terjadi
karena air sungai meluap.
b. Banjir
Danau : Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
c. Banjir Laut pasang : Terjadi
antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
Penyebab Terjadinya Banjir
a)Secara umum, penyebab
terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
b)Penebangan hutan secara
liar tanpa disertai reboisasi,
c)Pendangkalan
sungai,
d)Pembuangan sampah yang
sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
e)Pembuatan saluran air
yang tidak memenuhi syarat,
f)Pembuatan
tanggul yang kurang baik,
g)Air laut, sungai, atau
danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
berupa:
a)Rusaknya areal pemukiman
penduduk,
b)Sulitnya mendapatkan air
bersih, dan
c)Rusaknya sarana
dan prasarana penduduk.
d)Rusaknya areal pertanian
e)Timbulnya
penyakit-penyakit
f)Menghambat
transportasi darat
Cara Mengantisipasi Banjir
Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang
harus dilakukan, diantaranya adalah :
a)Membersihkan saluran air
dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya
banjir.
b)Mengeruk sungai-sungai
dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c)Membangun
rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa)
sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d)Tidak mendirikan
bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e)Tidak menebangi
pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air,
sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap
secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat
menyebabkan tanah longsor.
f)Membuat
tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok
laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak
masuk ke dalam daratan.
2 Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan
oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan,
leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang
luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang
terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga bisa membakar habis
bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara lain:
a)Sambaran petir pada
hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
b)Kecerobohan manusia antara
lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di
perkemahan.
c)Aktivitas vulkanis
seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d)Tindakan yang disengaja
seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru
dan tindakan vandalisme.
e)Kebakaran di bawah
tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di
atas tanah pada saat musim kemarau.
Cara Mengantisipasi Kebakaran Hutan :
Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit
pengelolaan hutan konservasi, kesatuan
pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan
hutan lindung meliputi kegiatan:
a)Inventarisasi lokasi
rawan kebakaran hutan.
b)Inventarisasi faktor
penyebab kebakaran.
c)Penyiapan regu
pemadam kebakaran.
d)Pembuatan prosedur
tetap.
e)Pengadaan sarana dan
prasarana.
f)Pembuatan
sekat bakar.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu
daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan.
Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang ada di
permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark, dan
lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang
besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan
energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan
lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan
besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami
transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi
gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang
namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik
dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga
dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh.
pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal
ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang
dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas terinduksi
Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat
luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan
sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah
sebagai berikut:
Sebelum terjadi gempa
a)Mengetahui secara teliti
jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di manapun kita berada. Ingat
gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
b)Meletakkan barang-barang
yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c)Matikan segera
lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya
kebakaran.
Saat terjadi gempa
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak,
jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang
mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung
yang mungkin akan jatuh menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah
tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki
bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan
bangunan masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut
berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik
mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan
runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya
mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar
bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi,
dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan
kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu.
Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah
berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang
membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
a)Tetap menggunakan alas
kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
b)Periksalah apakah kamu
mendapat luka yang memerlukan perawatan segera.
c)Periksalah
aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas
usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan
merokok.
d)Periksalah kerusakan
yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
e)Dengarkan informasi
melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila
hal ini memungkinkan.
f)Bersiaplah
menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar
terhindar dari bencana yang lebih parah.
4. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu
daratan akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut,
angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa menyapu
bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam.
Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang terkena
dampak tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami tidak akan terjadi jika
tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:
Gempa bumi
yang berpusat di bawah laut
Gempa
bumi didasar laut ini merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Tsunami yang
menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan
Pulau Mentawai pada tahun 2010 ini berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat
di bawah laut.
Sebagai
negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat
berpotensi terkena tsunami. Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi
dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat
menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai
berikut:
–
Gempa bumi yang terjadi di
dasar laut.
–
Pusat gempa kurang dari 30 km dari
permukaan laut.
–
Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0
SR
–
Jenis pensesaran gempa tergolong
sesar vertikal (sesar naik atau turun).
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa
vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada
tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.
Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815
juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur
dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring
of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara
lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya
palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini
dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari
Pulau Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan
penyebab terjadinya tsunami.
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang
menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa
bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat
gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh
gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada
kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami
akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai
beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.Gerakan vertikal ini dapat
terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah
subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami :
a)Gempa bumi yang berpusat
di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
b)Gempa bumi dengan
kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c)Gempa bumi dengan
pola sesar naik atau sesar turun.
Cara Mengantisipasi Tsunami :
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana
tsunami:
a)Jika kamu sedang berada
di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang
lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b)Jika situasi
memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c)Jika situasi tidak
memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang
bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke
lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d)Jika situasi
memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.
5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan
materi-materi dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil,
batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung
meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda
bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu
dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung
berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a)Gunung berapi kerucut
atau gunung berapi strato (strato vulcano).
b)Gunung berapi perisai
(shield volcano).
c)Gunung berapi maar.
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui
melalui beberapa tanda, antara lain :
a)Suhu di sekitar gunung
naik.
b)Mata air menjadi kering.
c)Sering
mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa).
d)Tumbuhan di sekitar
gunung layu.
e)Binatang di sekitar
gunung bermigrasi.
Mengantisipasi Tsunami
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana
tsunami:
a)Jika kamu sedang berada
di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang
lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b)Jika situasi
memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c)Jika situasi tidak
memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang
bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke
lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d)Jika situasi
memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.
6. Angin Puting Beliung / Angin Ribut
Angin puting beliung adalah angin dengan kecepatan
tinggi yang berhembus di suatu daerah yang dapat merusak berbagai benda yang
ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar seperti badai, tornado, dan
lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan bangunan yang ada
sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara
singkat olehNational Weather Service Amerika Serikat seperti tornado yang
melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya mencirikan puting beliung
“cuaca sedang” berasal dari puting beliung tornado.
Puting beliung cuaca sedang sedikit perusak namun
sangat jauh dari umumnya dan memiliki dinamik yang sama dengansetan debu dan
landspout. Mereka terbentuk saat barisan awan cumulus congestus menjulang di
perairan tropis dan semitropis. Angin ini memiliki angin yang secara relatif
lemah, dinding berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat pelan. Angin ini
sangat sering terjadi di Florida Keys.
Puting Beliung Tornado merupakan secara harafiah
sebutan untuk “tornado yang melintasi perairan”. Angin ini dapat terbentuk
melintasi perairan seperti tornado mesosiklon, atau menjadi tornado darat yang
melintas keluar perairan. Sejak angin ini terbentuk dari badai petir perusak
dan dapat menjadi jauh lebih dahsyat, kencang, dan bertahan lebih lama daripada
puting beliung cuaca sedang, angin ini dianggap jauh lebih membahayakan.
7. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh
dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang
atau pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah tanah yang jatuh maka
sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor karena batu, pohon,
pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di
bawahnya.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah
suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan asa batuan atau tanah
dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar
tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula
faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :
Erosi yang disebabkan sungai – sungai
atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan
hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya
lereng-lereng yang lemah gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang,
hujan lebat dan aliran debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan
peledak, dan bahkan petir berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari
berkumpulnya hujan atau salju;
8. Pemanasan global atau Global Warming
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya
proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratanBumi. Suhu
rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata
global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kacaakibat aktivitas manusia” melalui
efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga
11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan
oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di
masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini
mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.Meningkatnya suhu global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta
perubahan jumlah dan polapresipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan
adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan,
dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan
bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau
untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi
Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
9. Kekeringan
Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan
kondisi kering (aridity). Kekeringanadalah kesenjangan antara air yang tersedia
dengan air yang diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering) diartikan
sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala
alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi karena adanya pergantian
musim. Pergantian musim merupakan dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan
oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang musim bermanfaat bagi para
petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil pertanian. Pada musim
kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat kekeringan,sungai dan
waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan
sistem pengairan dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering
tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang.
Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.Kekeringan pada
suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan
makhluk hidup.
Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai
segi, diantaranya:
a)Kekeringan meteorologis
(meteorological drought).
b)Kekeringan pertanian
(agricultural drought).
c)Kekeringan
hidrologis (hydrological drought).
d)Kekeringan sosial –
ekonomi (socio – economic drought).
e)Beberapa cara untuk
mengantisipasi kekeringan, diantaranya:
f)Membuat
waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau.
Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya banjir
pada musim hujan,
g)Membuat hujan buatan
untuk daerah-daerah yang sangat kering,
h)Mereboisasi atau
penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih mudah
menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada
musim kemarau,
2.4. DAMPAK BENCANA ALAM
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan
untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu
dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya
gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam”
juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka
tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan
individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat
bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang
juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Bencana berarti juga terhambatnya laju pembangunan.
Berbagai hasil pembangunan ikut menjadi korban sehingga perlu adanya proses
membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga menjadi tersendat-sendat. Siswa
yang hampir menempuh ujian terpaksa berhenti bersekolah. Kenyataan seperti ini
berarti pula muncul kemungkinan kegagalan di masa mendatang. Pemenuhan
kebutuhan seharihari juga menjadi sulit padahal penggantinya juga tidak bisa
diharapkan segera ada.
3.1. KESIMPULAN
Bencana
alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia.
Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan
darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural,
bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan
untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Klasifikasi
bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Bencana alam geologis
2.
Bencana alam klimatologis
3.
Bencana alam ekstra-terestrial
Sedangkan
macam- macam bencana alam yang ada di sekitar kita adalah sebagai berikut:
·
Pemanasan Global
·
Gempa bumi
·
Gunung meletus
·
Kebakaran liar
·
Banjir
·
Tsunami
·
Bencana alam terkait cuaca
·
Tornado
·
Kemarau
Besarnya
potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari
kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor
besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Banyak
masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk
yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan
manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan
juga terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.