AUDIT LINGKUNGAN
PELABUHAN PASAR IKAN DI JAWA TENGAH
A.
Kualitas
Udara
1. Pengumpulan
Data.
Berdasar data pengamatan
dari lapangan dan hasil analisis laboratorium, kemudian dibuat tabel penilaian.
Parameter
yang di Audit
|
Hasil
/ Baku Mutu
|
Jelek
(Skala
1)
|
Sedang
(Skala
2)
|
Bagus
(Skala
3)
|
CO
|
7
ppm
|
**
|
||
NOx
|
0.032
ppm
|
**
|
||
SO2
|
0.056
ppm
|
**
|
||
Pb
|
2 μg/Nm3
|
**
|
||
Bau
|
Sangat
Berbau
|
*
|
·
Sumber pencemaran CO,
NOx, SO2, dan Pb berasal dari emisi cerobong asap kapal sedangkan
bau berasal dari pasar ikan di dekat pelabuhan tersebut, Bau yang ditimbulkan
adalah bau amis atau anyir.
·
Berdasar
Pengamatan/Pengukuran/Analisis Lab : dari hasil data diatas, Penilaian Parameter CO, NOx, SO2 , Pb sedang , karena masih dibatas Baku Mutu Udara, dan
Paremeter Bau jelek, karena melewati Baku Mutu.
2. Analisis
Analisis Evaluasi
Dalam Audit Lingkungan
Evaluasi dilaksanakan
terhadap beberapa aspek antara lain :
Ø Aspek
Manajemen
Aspek
Manajemen
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Kelembagaan
|
2
|
2
|
||
SDM
|
3
|
3
|
||
Metode
|
2
|
2
|
||
Biaya
|
1
|
1
|
||
Peralatan
|
1
|
1
|
||
Jumlah
|
9
|
|||
Rata-rata
|
1.8
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Parameter CO, NOx, SO2
dan Pb yang dihasilkan dari emisi cerobong asap kapal konsentrasinya masih
dibatas skala sedang, secara berurutan yaitu 7 ppm, 0.032 ppm, 0.056 ppm dan
0.03 μg/Nm3, Bau ditimbulkan dari perdagangan
ikan di pasar tersebut.
Ditemukan ternyata faktor
biaya dan peralatan. Secara umum lokasi lingkungan
tempat pemasaran ikan, tidak dekat pada daerah yang kotor, namun masyarakat
setempat menjual ikan dengan cara yang salah, ikan yang dijual tersebut
dibiarkan dibawah terik sinar matahari. Ketika
ikan mati dan diangkat ke darat, udara panas dengan cepat akan mengaktifkan
bakteri untuk memulai pembusukan pada daging ikan, karena bakteri pembusuk yang
terdapat pada ikan akan bekerja lebih efisien pada suhu panas sehingga terjadi
bau amis pada ikan. Itulah sebabnya disarankan bagi masyarakat setempat untuk menyimpan ikan
mentah pada freezer atau dalam balok es untuk mendinginkan suhu ikan agar
terjaga kesegarannya. Penyebabnya juga karena faktor biaya untuk pengelolaan
lingkungan tidak cukup besar serta peralatan yang digunakan tidak memadai, akibat
tingkat ekonomi yang rendah juga sehingga
masyarakat tidak mau mengeluarkan lebih
untuk membeli peralatan atau bahan lain untuk menjaga kesegaran ikan yang
dijual tersebu.
Ø Aspek
Ketaatan Hukum
Aspek
Ketaatan Hukum
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Perijinan
|
2
|
2
|
||
Ketenaga
Kerjaan
|
3
|
3
|
||
Kesehatan
|
1
|
1
|
||
Resiko
|
2
|
2
|
||
Jumlah
|
8
|
|||
Rata-rata
|
2
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Parameter CO, NOx, SO2
dan Pb yang dihasilkan dari emisi cerobong asap kapal konsentrasinya masih
dibatas skala sedang, secara berurutan yaitu 7 ppm, 0.032 ppm, 0.056 ppm dan
0.03 μg/Nm3, Bau ditimbulkan dari perdagangan
ikan di pasar tersebut.
Ditemukan
ternyata faktor Kesehatan terutama pada manusia, bau amis dari perdagangan ikan
dipelabuhan pasar ikan tersebut membuat warga sekitar mual, ternyata hampir
sebagian masayarakat yang malas dan tidak peduli yang langsung membuang limbah ikan
terutama limbah cair (contoh darah ikan, air cucian ikan termasuk limbah bahan
bakar kapal) ke peraiaran sehingga
inipun menambah bau yang tidak sedap dilokasi tersebut, disarankan agar penjual
maupun pembeli dan masyarakat setempat untuk menggunakan masker, melakukan penyuluhan
pada masyarakat untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitarnya
bagaimana manangani dan menannggulangi masalah tersebut.
Ø Aspek
Teknis
Aspek
Ketaatan Hukum
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Pengelolaan Limbah :
a. Padat
b. Cair
c. Gas
|
3
|
1
1
|
3
1
1
|
|
Kebocoran
|
3
|
3
|
||
Jumlah
|
8
|
|||
Rata-rata
|
2
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Parameter CO, NOx, SO2
dan Pb yang dihasilkan dari emisi cerobong asap kapal konsentrasinya masih
dibatas skala sedang, secara berurutan yaitu 7 ppm, 0.032 ppm, 0.056 ppm dan
0.03 μg/Nm3, Bau ditimbulkan dari perdagangan
ikan di pasar tersebut.
Ditemukan
ternyata faktor Pengelolaan limbah yaitu limbah cair dan gas, Bau dihasilkan
dari limbah cair pencucian ikan dan darah ikan yang langsung dibuang keperairan
serta limbah dari bahan bakar kapal. Gas dihasilkan dari cerobong asap kapal,
namun tidak terlalu memberikan pengaruh karena kapal yang berlabuh dan singgah
di pelabuhan pasar ikan tersebut hampir sebagian besar merupakan kapal layar
yang menurunkan dan memuat macam-macam hasil bumi seperti kacang dan lain-lain
dan juga kapal ikan.
Ø Aspek
AMDAL
Aspek
Ketaatan Hukum
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Pelaksanaan RKL
|
2
|
2
|
||
Pelaksanaan
RPL
|
2
|
2
|
||
Jumlah
|
4
|
|||
Rata-rata
|
2
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Parameter CO, NOx, SO2
dan Pb yang dihasilkan dari emisi cerobong asap kapal konsentrasinya masih
dibatas skala sedang, secara berurutan yaitu 7 ppm, 0.032 ppm, 0.056 ppm dan
0.03 μg/Nm3, Bau ditimbulkan dari perdagangan
ikan di pasar tersebut.
Keberhasilan pelaksanaan RKL dan RPL
dapat dilihat dari hasil audit lingkungan. Audit lingkungan dibuat untuk
mengetahui keberhasilan kinerja pengelolaan lingkungan. Ditemukan bahwa kinerja
pengelolaan lingkungannya tidak baik, ini karena dari aspek pelaksanaan RKL RPL
yang dilakukan tidak terlalu baik.
B.
Kualitas
Air
1. Pengumpulan
Data.
Berdasar data pengamatan
dari lapangan dan hasil analisis laboratorium, kemudian dibuat tabel penilaian.
Parameter
yang di Audit
|
Hasil
/ Baku Mutu
|
Jelek
(Skala
1)
|
Sedang
(Skala
2)
|
Bagus
(Skala
3)
|
Warna
|
Agak
kuning
|
ü
|
||
Bau
|
Berbau
kalau dicium langsung
|
ü
|
||
BOD
|
6
ppm
|
ü
|
||
DO
|
5
ppm
|
ü
|
||
Minyak
dan Lemak
|
1000
μg/L
|
ü
|
·
Sumber pencemaran Warna,
Bau, BOD, DO berasal dari limbah cair pasar ikan sedangkan Minyak dan Lemak
berasal dari limbah bahan bakar kapal di pelabuhan tersebut.
Berdasar
Pengamatan/Pengukuran/Analisis Lab : dari hasil data diatas, Penilaian Parameter
Warna, Minyak dan Lemak sedang
, karena masih dibatas Baku Mutu
Pengelolaan Kualitas Air, dan Paremeter Bau, BOD dan DO jelek, karena melewati
Baku Mutu.
2. Analisis
Analisis Evaluasi
Dalam Audit Lingkungan
Evaluasi dilaksanakan
terhadap beberapa aspek antara lain :
Ø Aspek
Manajemen
Aspek
Manajemen
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Kelembagaan
|
2
|
2
|
||
SDM
|
3
|
3
|
||
Metode
|
2
|
2
|
||
Biaya
|
1
|
1
|
||
Peralatan
|
1
|
1
|
||
Jumlah
|
9
|
|||
Rata-rata
|
1.8
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Warna,
Bau, BOD, DO berasal dari limbah cair pasar ikan sedangkan Minyak dan Lemak
berasal dari limbah bahan bakar kapal di pelabuhan tersebut. Ditemukan ternyata
faktor biaya dan peralatan. Setelah
dilakukan analisa lab ternyata kualitas perairan di pelabuhan menunjukan bahwa
BOD nya terbilang cukup tinggi dan DO rendah, ini sebabkan karena air limbah
yang dihasilkan dari pasar ikan tersebut berasal bahan organic, semakin banyak
bahan organic dalam air, semakin besar BOD nya. Semakin besar BOD, maka DO nya
makin rendah dikarenakan oksigen yang terlarut tersebut digunakan oleh bakteri. Kadar DO yang rendah ini juga akan menimbulkan bau
yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic yang mungkin saja terjadi. Faktor
biaya untuk pengelolaan lingkungan tidak cukup besar serta peralatan yang
digunakan tidak memadai untuk pengendaliannya sehingga lebih memperparah
keadaan.
Ø Aspek
Ketaatan Hukum
Aspek
Ketaatan Hukum
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Perijinan
|
2
|
2
|
||
Ketenaga
Kerjaan
|
3
|
3
|
||
Kesehatan
|
1
|
1
|
||
Resiko
|
2
|
2
|
||
Jumlah
|
8
|
|||
Rata-rata
|
2
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Warna,
Bau, BOD, DO berasal dari limbah cair pasar ikan sedangkan Minyak dan Lemak
berasal dari limbah bahan bakar kapal di pelabuhan tersebut. Ditemukan ternyata
faktor Kesehatan terutama pada manusia. Sama seperti kualitas udara, bau yang
ditimbulkan dari limbah tersebut akan mengganggu saluran pernapasan,
ditambahkan lagi jika air tersebut digunakan untuk MCK akan mengakibatkan
penyakit dan gatal-gatal pada kulit.
Kadar
DO diperairan akan mempengaruhi populasi biota air,jika kadar DO rendah
dimungkinakan biota air akan mati dikarenakan biota air membutuhkan oksigen
terlarut untuk pernapasan dan proses metabolisme.
Ø Aspek
Teknis
Aspek
Ketaatan Hukum
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Pengelolaan Limbah :
d. Padat
e. Cair
f. Gas
|
3
|
1
1
|
3
1
1
|
|
Kebocoran
|
3
|
3
|
||
Jumlah
|
8
|
|||
Rata-rata
|
2
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Warna, Bau, BOD, DO berasal dari
limbah cair pasar ikan sedangkan Minyak dan Lemak berasal dari limbah bahan
bakar kapal di pelabuhan tersebut. Ditemukan ternyata faktor Pengelolaan limbah
yaitu limbah cair dan gas yang tidak dilakukan penanganannya, Bau dihasilkan
dari limbah cair pencucian ikan dan darah ikan yang langsung dibuang keperairan
serta limbah dari bahan bakar kapal, limbah tersebut menyebabkan kadar BOD
tinggi dan kadar DO rendah, DO yang rendah menimbulkan akibat degradasi anaerobic. Pencemaran air juga disebabkan
oleh limbah bahan bakar kapal berupa minyak yang semakin lama semakin
berkumulatif.
Ø Aspek
AMDAL
Aspek
Ketaatan Hukum
|
Bagus
(3)
|
Sedang
(2)
|
Jelek
(1)
|
Evaluasi
|
Pelaksanaan RKL
|
2
|
2
|
||
Pelaksanaan
RPL
|
2
|
2
|
||
Jumlah
|
4
|
|||
Rata-rata
|
2
|
Analisis Penilaian diketemukan :
Warna, Bau, BOD, DO berasal dari
limbah cair pasar ikan sedangkan Minyak dan Lemak berasal dari limbah bahan
bakar kapal di pelabuhan tersebut. Keberhasilan pelaksanaan RKL dan RPL dapat
dilihat dari hasil audit lingkungan. Audit lingkungan dibuat untuk mengetahui
keberhasilan kinerja pengelolaan lingkungan. Ditemukan bahwa kinerja
pengelolaan lingkungannya tidak baik, ini karena dari aspek pelaksanaan RKL RPL
yang dilakukan tidak terlalu baik.
v Evaluasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Suatu Perusahaan Yang Di Audit
Aspek/Komponen
Lingkungan
|
Manajemen
|
Ketaatan
Hukum
|
Teknis
|
AMDAL
|
1. Kualitas
Udara
|
1.8
|
2
|
2
|
2
|
2. Kualitas
Air
|
1.8
|
2
|
2
|
2
|
Rerata
|
1.8
|
2
|
2
|
2
|
Kesimpulan :
Berdasarkan
evaluasi dapat diketemukan aspek dan faktor-faktor yang score-nya rendah dan
tinggi. Secara berurutan aspek yang score-nya paling rendah sampai paling
tinggi untuk kualitas udara dan air yaitu aspek manajemen, aspek ketaatan hukum, aspek teknis dan aspek AMDAL.
Melihat
kinerja dan angka score pada setiap faktor, maka dapat dibuat rekomendasi
mitigasi :
Ø Aspek
Teknis
Faktor pengelolaan limbah cair dan
gas
Penanganan limbah cair :
Dengan adanya sifat pengelolaan air
limbah domestik yang mudah terurai
maka pengelolaan yang disarankan
adalah melakukan pemelihara-an sanitasi MCK.
Untuk limbah dari kegiatan
maintenance, maka dilakukan pengolahan secara fisika-kimia, dengan cara membuat
bak penampung kemudian dilakukan pengendapan dan proses netralisasi.
Penanganan limbah gas :
Penghijauan dan taman-taman untuk
mengurangi disperse gas dan debu
Pemakaian masker dan pemakaian -
peralatan pelindung kerja
Pagar pemisah dengan areal
permukiman
Pemasangan Cerobong untuk Genset
Ø Aspek
Manajemen
Faktor biaya dan peralatan
Biaya :
Perlu dilakukan penambahan biaya
operasional pengelolaan lingkungan dan adanya biaya tetap.
Peralatan :
Perlu dipergunakan peralatan yang
standar
Ø Aspek
Ketaatan Hukum
Faktor Kesehatan :
Dilakukan pencegahan, menggunakan
masker bagi penjual, pembeli maupun masyarakat disekitar pelabuhan.
Tidak menggunakan air yang sudah
tercemar limbah pasar ikan untuk MCK
Melakukan penyuluhan dan informasi
kepada masyarkat untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitarnya.
Ø Aspek
AMDAL
AMDAL dan Audit Lingkungan saling
berkaitan. AMDAL terdiri dari empat dokumen yaitu KA, ANDAL (Analisis Dampak
Lingkungan) , RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).
Pelaksanaan dua dokumen terakhir sangat erat kaitannya dengan Audit Lingkungan.
Audit Lingkungan dibuat untuk mengetahui keberhasiln kinerja pengelolaan
lingkungan. Untuk itu kinerja pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan
baik sehingga perencanaan yang tertera dalam RKL dan RPL serta pelaksanaannya
juga akan baik.